Bukittinggi – Paska debat publik calon Walikota dan Wakil Walikota Bukittinggi kemarin, masyarakat menilai Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 1,2 dan 4 menguasai panggung dengan jawaban dan analisa permasalahan yang diajukan panelis. Sementara paslon nomor urut 3 lebih banyak melihat dan membaca data saat menjawab pertanyaan.

Seperti yang dilansir dalam media bukittinggiku.ig menjelaskan beragam pendapat masyarakat tentang analisa dari masing-masing paslon. Adapun Paslon nomor urut 1 Marfendi-Fauzan, Paslon nomor 2 Nofil-Frisdoreja, Paslon nomor 3 Erman-Heldo, dan Paslon nomor urut 4 Ramlan-Ibnu.

 

Tema debat pertama yang diadakan oleh KPU Kota Bukittinggi diantaranya adalah tata kelola pariwisata, lingkungan hidup dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui nilai kearifan lokal.
Dalam tema tersebut mencakup sub tema yang disampaikan diantaranya;
1. Pariwisata dan ⁠Eco tourism,
2. ⁠Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
3. ⁠Pengelolaan sampah,
4. ⁠Mitigasi bencana,
5. ⁠Pemberdayaan UMKM,
6. ⁠Pengelolaan pasar,
7. ⁠Peningkatan investasi,
8. ⁠Internalisasi local wisdom,
9. ⁠Pengentasan kemiskinan.

 

Berikut ini cuplikan pandangan masyarakat atau netizen tentang debat publik paslon di bukittinggiku.ig;

Foto: komentar netizen bukittinggi.ig

Sementara itu, menurut warga Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi, Ibu Erlin, pada Minggu (10/11), menerangkan bahwa dalam debat kandidat pertama yang diadakan oleh KPU Bukittinggi, dikuasai oleh Paslon nomor 01 Buya Marfendi-Fauzan Haviz. Dirinya menjelaskan pandangan, jawaban jawaban yang disampaikan oleh Buya Marfendi memberikan solusi atas segala permasalahan yang ada di kota yang sedang tidak baik-baik saja.

“Kalau saya menilai, penjelasan Buya sangat tajam atas permasalahan yang ada di Bukittinggi terutama ketika bicara masalah adat, air dan masalah pasar. Saya kira layak lah beliau jadi Walikota Bukittinggi di periode mendatang,” jelasnya.

 

Lanjut Erlin, kalau untuk Paslon lain, saya kira di beberapa poin bagus menjawabnya tetapi tidak terlalu tajam dalam memberikan jawaban yang secara mendalam. Mereka lebih banyak berkutat seputar janji-janji yang sebenarnya belum tentu terlaksana dan bahkan banyak yang tidak terlaksana.

Sementara itu, warga Bukik Apik, Iwan menambahkan bahwa jika kota Bukittinggi ingin menjadi lebih baik lagi, pilih calon walikota yang tidak banyak umbar janji tetapi pilih walikota yang memberikan solusi.

“Janji-janji wajar, tetapi masuk akal. Percuma janji tetapi kalau pemerintah kedepannya tidak mampu, apa yang yang akan mereka perbuat,” ungkapnya. (*)

Ikuti kami juga dihalaman Google News

Bagikan: