Bukittinggi,lensasumbar.com – Dalam rangka sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat yang di hadiri Ratusan warga Bukittinggi Sumatera Barat Anggota komisi IX DPR RI H.Ade Rezki Pratama SE.ME beserta tim,
“Mari kita bersama budayakan pola hidup bersih dan sehat, dengan tidak membuang sampah sembarangan, karena akan berdampak luas bagi masyarakat.
Selain kegiatan juga memberikan edukasi kepada warga masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya masing – masing agar tetap bersih dan sehat,” pungkas Ade Rezki Pratama SE.MM. Selasa.12/12/2023, di aula UNP Belakang Balok kota Bukittimggi.
Akhir tahun 2024 Indonesia mempunyai target pengurangan angka penderita stunting dibawah 15%. Hal itu adalah target nasional yang pernah disampaikan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo agar Indonesia melaju pesat.
Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak.
Hadir dalam acara tersebut diantaranya, Camat Mandiangin Koto Selayan, Camat Aur Birugo Tigo Baleh, Komandan SubPom Kodim 0304/Agam, Komandan Koramil Bukittinggi, Kapolsek Bukittinggi, Kadis Kesehatan Kota Bukittinggi, Ketua Persatuan Perawatan Nasional Indonesia dan ratusan warga kota yang didominasi ibu-ibu.
Dalam kesempatan tersebut, Ade Rezki menyampaikan pentingnya memperhatikan kesehatan anak, ibu dan keluarga agar anak tidak terdampak stunting. Selain itu, Ade menambahkan agar masyarakat terutama yang telah berkeluarga agar memilih menggunakan KB yang alami.
Lanjut Ade, pada tahun anggaran 2024, Kota Bukittinggi akan mendapatkan bantuan dana pokir sekitar 25 milyar rupiah yang berasal dari APBN yang akan digunakan kebutuhan kesehatan diantaranya untuk rehabilitasi Puskesmas Guguak Panjang dan pembangun baru Puskesmas di Birugo.
Selain itu, tambah Ade, dana tersebut akan digunakan untuk pemenuhan alat-alat kesehatan dan penguatan sumberdaya manusia. Jadikan Puskesmas sebagai pusat preventif kesehatan masyarakat, jangan jadikan Puskesmas sebagai target atau tempat pengobatan semata. (*)