(Tanah Datar, Sumatera Barat) — Bagi kamu yang penasaran bagaimana rupa ‘Tulisan Tangan‘ nenek moyang di Ranah Minang, inilah saatnya! Komunitas Surau Kreatif, berkolaborasi apik dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumbar, akan menggelar Pameran Aksara Kuno Diminangkabau “Dari Prasasti Menuju Eksistensi“. Dijamin, ini bukan pameran sejarah yang bikin menguap, melainkan edukasi yang dikemas santai!
Acara langka ini akan dihelat langsung di tempat yang otentik, yaitu Situs Prasasti Kubu Rajo-Limo Kaum, Tanah Datar. Pameran edukatif ini siap menyambut pengunjung mulai tanggal 8 November 2025 dan akan berlangsung selama tiga hari penuh.
Faysal Koto, kuratorial dalam pameran ini menjelaskan bahwa – “Pameran Aksaro Kuno di Minangkabau menjadi ruang edukatif yang bertujuan memperkenalkan kembali tradisi tulis masyarakat Minangkabau kepada publik, khususnya generasi muda. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak mengenal dan memahami akar budaya mereka sendiri melalui dua aksara penting yang pernah berkembang di wilayah ini: Aksara Kawi dan Aksara Jawi.
Melalui pengalaman langsung dalam mengenal, membaca, dan menulis aksara Kawi dan Jawi, pengunjung pameran tidak hanya memperoleh pengetahuan teknis, tetapi juga memahami konteks sejarah, sosial, dan budaya yang melingkupinya. Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap identitas budaya Minangkabau, sekaligus membangun kesadaran bahwa kebudayaan bukan sekadar warisan, melainkan sesuatu yang perlu terus dipelajari dan dilestarikan secara aktif. ”
Suci Shawmy, selaku Ketua Surau Kreatif dan juga Exhibition Director, memimpin langsung persiapan acara ini. Bersama dengan Dapay sebagai Exhibition Manager, tim inti yang terdiri dari Faysal Koto (Kuratorial), Dandy & Miko (Edukator), Kepin & Resti (Tim Teknis & Acara), Dany & Rifki (Humas & Publikasi), serta Anisa (Konsumsi), tengah berjibaku memastikan setiap detail pameran berjalan mulus.
“Surau kreatif hadir sebagai inisiatif kolektif yang bertekad untuk merevitalisasi semangat dan fungsi surau dalam konteks kekinian. Tujuan utama komunitas ini adalah mengembalikan eksistensi surau, menghidupkan kembali nilai-nilai budaya, mengembangkan program atau kegiatan yang mencakup berbagai dimensi kehidupan mulai dari spiritual, pendidikan, ekonomi kreatif, seni hingga lingkungan dengan menjadikan surau sebagai pusat pengembangan holistik, membangun komunitas berbudaya yang berlandaskan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal.“- kata Suci Shawmy “Ketua Surau Kreatif”
”Kami ingin membawa aksara-aksara ini lebih dekat ke publik, terutama anak muda,” ujar salah satu tim. “Kami siapkan berbagai sesi edukasi interaktif. Jadi, pengunjung tidak cuma lihat, tapi bisa berinteraksi langsung dengan jejak peradaban yang super keren ini.”
Disisi lain, adanya kegiatan pameran ini Surau Kreatif ingin Mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai situs-situs bersejarah dan benda cagar budaya yang menyimpan inskripsi dalam aksara kuno/lama, seperti prasasti Kubu Rajo, kaligrafi Arab di rumah gadang, dan batu nisan ulama di Masjid Raya Limo Kaum.
Bahkan pameran ini juga mengajak seniman-seniman minangkabau untuk ikut serta dan terlibat dalam pameran “Dari Prasasti Menuju Eksistensi” Dilihat dari postingan @suraukreatif pada 29 September kemarin yang membuka registrasi dan mengajak para seniman mengikut sertakan karya nya di pameren itu.
[Sudut_kiriii]
(4_x)









