Pemdes pulau gadang kembali Taja festival mangonang kampuong lamo.

Kampar lensasumbar.com – Kepala Desa (Kades) Pulau Gadang kecematan Xlll Koto Kampar kabupaten Kampar, Syofian, M.H, Datuk Majo Sati, pagi ini mengadakan rapat dalam rangka musyawarah dengan para kepala sekolah yang ada di wilayah desa pulau gadang, dalam hal menyambut hari ulang tahun pemindahan desa pulau gadang ke 30.

Dan acara ini dilaksanakan setiap tahun yang dikemas dalam acara “FESTIVAL MANGONANG KAMPUONG LAMO”.

Seperti diketahui, pemukiman warga Desa Pulau Gadang dipindahkan 30 tahun yang lalu atau pada tahun 1992 karena perkampungan Pulau Gadang ditenggelamkan untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang.

Selain Desa Pulau Gadang, ada tujuh desa lainnya di Kecamatan XIII Koto Kampar dan dua desa di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumbar yang ikut dipindahkan.

Kepala desa Pulau Gadang Syofian,SH, MH Datuk Majo Sati yang juga pengarah acara didampingi Ketua Panitia Lukman Hakim ketika di konfirmasi oleh wartawan Rabu (14/6/2022) pagi mengatakan,” tahun ini di lokasi acara yaitu di Lapangan Kusuma Bantolo dan Balai adat Insyaallah akan berdiri empat tonggue (bendera kebesaran) empat suku yakni Suku Domo, Melayu, Piliang dan Pitopang.

“Hal ini menandakan acara mendapat dukungan dari Pucuk Adat Kenegerian Pulau Godang serta pucuk suku dari keempat suku yang ada di Kenegerian Pulau Godang,” jelasnya.

Syofian menambahkan, latar belakang digelarnya festival ini selain mengobati kerinduan akan kampung lama, agar seluruh anak kemenakan tahu dan mengenal adat istiadat dan budaya lokal yang berkembang sejak zaman dahulu kala di Kenegerian Pulau Godang dan tetap kokoh dalam bingkai ajaran agama.

“Festival ini untuk menghidupkan kembali budaya dan adat istiadat kepada anak kemenakan kita. Transmigrasi kita ini beda dengan transmigrasi lainnya, sebab transmigrasi kita ini ikut serta adat budaya beserta sisi agamanya ke pemukiman baru,” terang Syofian.

Selain itu menjaga adat, tradisi, budaya serta agama. “Nak jan bisuok alio jalan dek ughang lalu, alio cupak dek ughang panggale dan jan diubah tepian dek ughang mandi,” ucap pria yang juga Ketua umum DPD PAPDESI PROVINSI RIAU ini dalam bahasa adat.

Selain itu acara ini sebagai bentuk syukuran akbar atas karunia Allah SWT selama menempati pemukiman baru.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kampar karena tahun ini Festival Mangonang Kampuong Lamo telah masuk dalam kalender pariwisata Kabupaten Kampar. “Kita berharap tahun depan masuk kalender pariwisata Riau,” ujar kades yang juga sebagai pengacara ini.

Untuk kegiatan Festival Mangonang Kampuong Lamo diawali denga pawai yang diikuti seluruh elemen masyarakat, pemerintahan desa, para tamu dan undangan, seluruh pelajar mulai dari TK Harapan dari SDN 006 Pulau Gadang, SDN 007 Pulau Gadang, SMPN 3 XIII Koto Kampar, MTs Syekh H Jaafar Pulau Gadang maupun siswa dari SMAN 2 XIII Koto Kampar serta seluruh guru dan pegawai.

Pawai dimulai dari Lapangan kusuma bantolo dan berakhir di Lapangan Balai adat yang berada di halaman depan masjid Al hidayah Desa Pulau Gadang. Sebagian peserta pawai akan menggunakan pakaian jadul, pakaian yang sering digunakan masyarakat saat berada di kampung lama. “Pokoknya bergaya saat berada di kampung lama dulu,” ulasnya.

Di Lapangan Balai adat juga akan di gelar stand bazar dan pameran. Kita bisa melihat ataupun membeli aneka produk khas dari Desa Pulau Gadang. Selain itu ada foto kampung lama dan aneka peralatan rumah tangga, peralatan ke ladang maupun ke kebun yang sering digunakan masyarakat tempo dulu dan peralatan mencari ikan di Sungai Kampar dan anak sungai yang ada di kampung lama.

Kemudian dilanjutkan dengan upacara peringatan perpindahan Desa Pulau Gadang ke-30. Bertindak selaku Inspektur Upacara langsung kepala desa pulau gadang.

Acara ini menurut rencana juga dihadiri Pj.Bupati kampar, ninik mamak dari keempat suku yakni suku Domo, Melayu, Piliang dan Pitopang.

Selain itu dihadiri keluarga kepala desa dan mantan kepala desa, alim ulama, cerdik pandai dan tamu undangan lainnya. Upacara juga diikuti seluruh masyarakat.

Setelah penampilan dari berbagai dusun, sekolah, acara dilanjutkan makan bajambau, sholat zuhur dan istirahat siang. Setelah itu masih di Lapangan balao adat acara dilanjutkan dengan berbagai permainan rakyat hingga sore,” tutupnya.(sanusi)

Ikuti kami juga dihalaman Google News

Bagikan: