Bukittinggi – PT. Media Bukittinggi Agam Hadir Perkuat Peran Media dan Jurnalis sebagai Penyambung Lidah Rakyat Negara dan Nagari

Penulis:
Dr (cand). Riyan Permana Putra, S.H., M.H.
[Ketua Perkumpulan Pengacara dan Konsultan Hukum Indonesia (PPKHI), Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bukittinggi, dan Direktur PT. Media Bukittinggi Agam]

Selamat Tahun Baru 2022, mari kita berdoa semoga tahun 2022 menjadi awalan yang baik dan penuh berkah. Semoga pandemi di seluruh dunia bisa segera berakhir. Kita juga berharap pada 2022 perkembangan media dan jurnalis sebagai pengawal demokrasi negara dan nagari bisa membantu negara dan nagari semakin berkembang dan melaju menuju ekuilibrium negara dan nagari kesejahteraan (welfare state).

Sejak dulu, media dan jurnalis menjadi bagian tak terpisahkan dari proses perjalanan bangsa Indonesia. Media dan jurnalis berfungsi menjadi agen perubahan (agent of change) dan rekayasa sosial (social of engineering). Oleh karena itu, penting untuk menghadirkan media dan jurnalis independen dan terbebas dari belenggu cengkraman kekuasaan baik itu yang berasal dari pemerintah ataupun swasta.

Media dan jurnalis adalah pilar demokrasi keempat. Khususnya dalam gelaran pemilihan umum presiden dan legislatif pada April 2019 yang lalu, Presiden Jokowi mengatakan media dan jurnalis telah sukses mengawal gelaran demokrasi yang dikenal sebagai pemilihan umum terumit di dunia. Dan juga disaat wakil rakyat di legislatif dan eksekutif diam, media dan jurnalis menjadi penopang demokrasi bangsa dengan menjadi penyambung lidah rakyat nagari dan negara.

Kita butuh media dan jurnalis yang tetap independen, mandiri, kritis, objektif, dan profesional sebagai pendorong energi positif bagi masyarakat negara dan nagari. Apalagi sekarang zamannya kekebasan berpendapat, maka dari itulah PT. Media Bukittinggi Agam hadir. Tanpa media dan jurnalis, maka kita akan buta dan tuli terhadap perubahan zaman, ini sejalan dengan perkataan Thomas Jefferson seorang pencetus deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat dan bapak pendiri (founding father) Amerika Serikat, yang menyebut media dan jurnalis sebagai instrumen paling baik dalam pencerahan dan meningkatkan kualitas manusia sebagai makhluk rasional, moral, dan sosial.

Jika kita lihat masa lalu, berdasarkan riset historis PT. Media Bukittinggi Agam, jurnalistik saat ini berbeda dengan jurnalistik dimasa pergerakan nasional lalu, tujuan jurnalistik saat itu adalah ikut serta mengawal mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Penjajah Belanda dan para pengkhianat bangsa. Saat itu, pasca diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia yang disiarkan melalui Radio Hoso Kanri Kyoku yang saat ini bernama Radio Republik Indonesia (RRI), peran media ikut serta mempublikasikan hingga ke tingkat dunia.

Kobaran semangat perjuangan saat itu terus dipublikasikan oleh berbagai media, beberapa media terkemuka dimasa itu diantaranya, Surat Kabar Fadjar Asia yang sebelumnya didirikan oleh H.O.S Cokroaminoto, Koran Soeara Asia, Harian Sedio Tomo terbitan Boedi Utomo, Majalah Mingguan Fikiran Ra’yat, Majalah Daulah Rakyat dan lain-lain ikut berjuang.

Dengan mengacu kepada faktor historis terdahulu lalu meloncat ke era kekinian, di saat masyarakat membutuhkan informasi yang cepat, akurat, dan terpercaya. Dalam menghadapi era media sosial yang tanpa batas ini, kita harus waspada.

Bahkan dalam Islam disebutkan tepatnya dalam QS. Al-Hujuraat ayat 6 Allah mengingatkan agar waspada dengan berita karena bisa mengakibatkan malapetaka, yaitu
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka cek dan riceklah berita itu, agar kamu tidak menimpakan suatu malapetaka kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, sehingga kamu menyesal atas perbuatan itu.” Dan dalam pepatah yang mahsyur melukiskan besarnya kuasa media informasi, “Siapa yang menguasai dunia informasi, Dialah sesungguhnya yang akan menguasai dunia.”

Kebenaran dalil Alquran QS. Al-Hujuraat ayat 6 dan pepatah yang mahsyur tersebut adalah merupakan sebuah fakta yang tidak dapat dibantah dan memang seperti itulah kenyataannya. Di sinilah peran media dan jurnalis sebagai pengecek fakta (fact checking) dalam mengimbangi media sosial yang memiliki dampak negatif seperti maraknya kabar hoaks, provokatif, dan alat untuk mengadu domba masyarakat.

Meskipun berada diluar sistem pemerintahan, media dan jurnalis memiliki posisi strategis sebagai alat kontrol sosial dan sumber informasi bagi negara dan nagari. Karena pena jurnalis lebih tajam dari pedang, bahasa itu senjatanya dan kata adalah peluru. Namun di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini, juga memiliki dampak negatif seperti maraknya kabar hoaks, provokatif, dan alat untuk mengadu domba masyarakat. Media harus memiliki fungsi kontrol dengan memberikan klarifikasi atau sebagai pengecek fakta sekaligus pencerahan bagi masyarakat terhadap kebenaran suatu berita.

Melalui momentum kelahiran PT. Media Bukittinggi Agam tepat beberapa hari sebelum tahun baru 2022 sebagai wadah baru media dan jurnalis yang tergabung dibeberapa media lokal dan nasional yang mana salah satunya adalah lensasumbar.com yang dalam beberapa hari peluncurannya sudah banyak mendapatkan atensi dari pembaca setianya. Kami akan terus berkomitmen memperkuat peran media dan jurnalis daerah, nasional dalam mengedukasi masyarakat negara dan nagari. Disamping tetap menjaga integritas sebagai saluran media dan jurnalis terpecaya.

Kami PT. Media Bukittinggi Agam pun sangat mengapresiasi kerja keras dari media dan jurnalis di daerah dan nasional selama ini karena berkontribusi besar terhadap terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa, negara dan nagari. Banyak yang tidak mengetahui peran besar jurnalis dalam pembangunan suatu bangsa. Tanpa adanya media dan jurnalis maka masyarakat tidak akan mendapatkan informasi yang terverifikasi dan up to date. Banyak orang yang menganggap bahwa media dan jurnalis adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan, tetapi mereka lupa dengan perjuangan mereka yang turun sampai ke pelosok demi mendapatkan informasi.

Ketika media dan jurnalis sudah turun tangan maka disitulah dia berjuang dengan segenap upaya untuk mendapatkan informasi yang berharga di tengah masyarakat. Walau seorang jurnalis bukanlah profesi yang bisa membuat kaya dalam waktu instan, profesi inilah yang berkontribusi besar dalam kemajuan demokrasi suatu negara. Di ujung pena jurnalislah terbukanya wawasan masyarakat negara dan nagari. Selamat bekerja para jurnalis, tetaplah berani menjadi penyambung lidah rakyat negara dan nagari. Ini suatu bukti engkaulah pahlawan baru di era literasi digital di era 4.0 dan civil society 5.0. Tulisan penamu itu Insya Allah akan menjadi ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah yang tak akan putus pahalanya. Wallahu A’lam Bishawab.

Ikuti kami juga dihalaman Google News

Bagikan: