Warga KotoTuo Sholat Idul Adha Dan Potong Kurban 10 Dzulhijah 1443 Di Masjid Al-Mubarak
Agam, lensasumbar.com –Ratusan Warga Koto Tuo mengikuti Shalat Idul Adha dengan khidmat dan tertib Dan Potong Kurban di Mesjid Al Mubarak jorong Pakan Usang, kecamatan IV Koto, pada Sabtu(08/07) pagi.
Masyarakat kanagarian Kototuo tampak menadati dalam ruangan masjid hingga diluar halaman mesjid Al Mubarak. Warga yang tampak hadir sangat antusias akan mendengarkan ceramah dari Ustadz Drs. Metriadi MPd yang diundang dari Bukittinggi.
Ustadz Metriadi mengisi ceramah dengan Tema ” Pengenalan Kurban Pertama Oleh Nabi Ibrahim”.
Dijelaskannya, Ibadah kurban pertama kali diperkenalkan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam (AS). Perintah berkurban datang ketika Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan memintanya menyembelih putranya.
Kemudian ada tuntunan-tuntunan ibadah haji sehingga menyampaikan apabila wukuf orang di tanah suci maka di luar Mekah Dia disunahkan untuk melakukan ibadah shalat Idul Adha dan khotbah.
Saat diwawancarai jorong Pakan usang Muhammad Ifan menyampaikan , jumlah Korban di Jorong Pakan usang berjumlah 17 Sapi dengan pembagian Kupon Sekitar 1.250 Kupon yang sudah dibagikan ke masyarakat Kanagarian Kototuo.
Irfan bersyukur, Alhamdulillah pada hari ini 10 Dzulhijah 1443 hijrah dipadati kurang lebih ratusan warga untuk sholat Ied hari ini , dimana kita melihat ada perbedaan ijtibab karena di satu sisi Pemerintah Indonesia tanggal 10 Zulhijah jatuh pada hari Minggu, sementara Arab Saudi sudah menyampaikan bahwa wukuf di Arafah jatuhnya pada 8 Juli.
“Sementara kita dikanagarian Koto Tuo Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam terbagi menjadi 7 jorong, dimana jorong Pakan Usang, Kapalo Koto dan Koto Baru pengikut Muhammadiyah juga sudah membuat keputusan bahwa Idul Adha jatuhnya pada 9 Juli 2022 sedangkan Jorong Galudua, Lurah, Caruak dan Koto Tinggi pengikut Tarbiyah jatuh pada hari Minggu dan Senin,” imbuhnya
Kita melihat ini mungkin bagian toleransi beragama tapi secara prinsip sebetulnya apabila sudah wukuf di Arafah itu kita sudah disunnatkan untuk melakukan shalat di penjuru dunia.
“Kita berharap hal ini ke depan tentu akan menjadi dinamika kehidupan umat beragama, dan kita berharap kepada pemimpin-pemimpin kita kepada ulama-ulama kita, bagaimana kita dapat menyatukan persepsi untuk keselamatan ummat sehingga kepada masyarakat sehingga ummat tidak bingung,” ucapnya
Seperti contoh, ada warga perantau yang ikut korban hari ini, sementara mereka ikut sholat idul adha besok, hingga akhirnya umat kebingungan, padahal yang diharapkan oleh agama itu adalah umat yang satu, sehingga diingatkan oleh Al-Qur’an kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk sesama ummat manusia.
Menurut dia, sebagai umat yang terbaik adalah menyatukan bagaimana persepsi pendapat tidak termasuk kepentingan-kepentingan dunia, karena yang untuk korban tahun ini, di jorong Pakan Usang ada 2 orang perantau yg korban di kampung akhirnya dipindahkan ke sanak keluarganya karena baru menunaikan sholat besok di hari Minggu,
“Karena dunia ini bagi kita sama, mulai dari Presiden sampai kepada orang miskin, dunia ini adalah tempat beramal, tanpa memandang jabatan dan kedudukan, sementara akhirat adalah tempat menerima balasan,” terangnya
Ia berharap, baik itu maupun seluruh Sumatera-Barat , hal-hal ini kedepan perlu disikapi dengan hati yang jernih, sehingga tidak menimbulkan sekte-sekte atau kelompok seperti ini kelompok Pemerintah, ini kelompok Muhammadiyah, tidak ada, sebetulnya itu, itu hanya pemikiran manusia,
(Hen / Nia)