Bukittinggi – Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan mental seseorang yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikisnya.

Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik akan mampu mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif, memberikan kontribusi, menikmati kehidupan sehari-hari, menghargai orang lain, menjalin hubungan positif dengan orang lain.

Hal ini menjadi Topik Seminar Nasional Mental Health yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Aula Universitas Fort de Kock (UFDK) Bukittinggi, pada (10/10). Kegiatan ini terlaksana dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang bertepatan pada tanggal 10 Oktober.

Menurut Dr. Rozi Sastra Purna, selaku pembicara dalam Seminar Nasional Mental Health, bahwa topik kesehatan mental penting diketahui oleh mahasiswa dan masyarakat akibat beberapa kejadian akhir akhir ini.

“Topik ini cukup booming ya, untuk itu perlu pengetahuan mahasiswa tentang kesehatan mental. Apa apa saja penyebabnya, apakah akibat adanya perubahan lingkungan, sehingga mereka bisa peduli dengan dirinya dan peduli dengan orang lain,” ujar Rozi, Ahli Psikologi dari Universitas Andalas.

Perubahan sosial atau perkembangan lingkungan disekitar bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kesehatan mental. Salah satunya penggunaan media sosial tanpa filter bisa menjadi salah penyebabnya.

“Untuk itu perlu kecerdasan memanfaatkan teknologi dan selektif. Kadang-kadang masyarakat mengadopsi apa saja informasi tanpa filter yang ada di media sosial. Gangguan kesehatan mental itu bisa jadi timbul dari sini,” katanya.

Sementara itu, menurut pemateri lain, Alfi Rahmadini, M.Psi dalam seminar tersebut menyampaikan untuk mendeteksi gangguan kesehatan mental dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang, di antaranya: Genetik, Pelecehan seksual, Trauma masa lalu, Pola hidup tidak sehat, Cedera otak.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum terjadi, di antaranya, Depresi, Gangguan bipolar, Kecemasan, Gangguan stres pasca trauma (PTSD), Gangguan obsesif kompulsif (OCD), Psikosis.

“Stres, Cemas, Depresi adalah hal yang berbeda. Stres tolak ukur kesehatan mental kita dan sebenarnya stres tidak masalah dan bisa dikendalikan. Tinggal kita lihat apakah mengganggu rutinitas atau tidak,” kata Alfi.

Lanjut Alfi, jika stres dapat dikelola maka tidak akan sampai ke tahap depresi yang nantinya akan menggangu rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Ikuti kami juga dihalaman Google News

Bagikan: