Masa Kecil – Remaja
Banyak masyarakat Bukittinggi atau
netizen bertanya-tanya, siapakah Ir.Nofil Anoverta Datuak Rajo Batuah, selama ini tidak pernah terdengar di Bukittinggi, tetapi tiba-tiba memasang baliho besar-besar di tempat strategis di Bukittinggi dan kemudian maju melalui jalur independen, mencalonkan diri menjadi Calon Walikota Bukittinggi.
Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, untuk itu mari kita kupas tuntas, siapa sebenarnya Nofil, yang sudah resmi dinyatakan lolos persyaratan dan telah mendaftar ke KPU sebagai calon Walikota.
Nofil, lahir di Padang 5 November 1970 sebagai anak tertua dari 5 bersaudara dari pasangan Drs. H. Nazwar Kamin dan Hj. Iswarni. Memiliki 3 adik perempuan, dan satu adik laki-laki, dibesarkan di rumah dinas Pemda Bukittinggi. Pada masa itu beliau berdomisili di komplek APDN (yang sekarang jadi bagian RS Ahmad Moekhtar) kemudian pindah ke rumah dinas di Belakang Balok Bukittinggi.
Sebagai anak Pamong Praja Kota Bukittinggi, Nofil melalui masa kecil dan remaja, seperti kebanyakan anak di Kota Bukittinggi. Ayahanda beliau, Drs. Nazwar Kamin adalah lulusan APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri) dan IIP (Institut Ilmu Pemerintahan) yang menurut informasi dari mantan dosennya, merupakan siswa APDN paling populer di zamannya, karena dinilai pintar, ganteng, berwibawa dan mudah bergaul dengan siapapun, dan itu juga turun kepada Nofil, dikenal sebagai pribadi yang pintar, ganteng dan mudah bergaul dengan semua kalangan masyarakat.
Drs. Nazwar Kamin, ayahanda Nofil , kemudian berkarier dan menduduki jabatan penting dan mentereng di Pemda Bukittinggi, memulai karir dari seorang Camat, Kabag Pembangunan, Kepala Dinas Pasar, Kepala Dispenda. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, di tengah kariernya yang tengah cemerlang, beliau meninggal dunia, karena serangan jantung, di usia 50 tahun saat menjadi Kepala BP 7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) Kota Bukittinggi, yang pada saat itu Nofil masih berusia 20 tahun, masih kuliah semester 3 di jurusan Teknik Sipil Universitas Parahyangan Bandung.
Nofil kecil bersekolah di SDN 10 Benteng (lulus 1984) yang dekat dengan Komplek APDN, Nofil dikenal sebagai anak yang pintar, aktif dan pemberani, suatu waktu, nofil pernah ditantang berkelahi oleh temannya Avicenna, yang kemudian dikenal sebagai Pesilat tangguh Satria Muda. Menurut cerita Avicenna, karena kalah berkelahi dengan Nofil lah yang kemudian memotivasi dirinya untuk giat berlatih silat dengan Pendekar Silek Harimau, Uda Edwel Yusri dan Pendekar Uda Kobar. Setelah perkelahian itu, Avicenna kemudian menjadi sahabat karib Nofil.
Kemudian Nofil melanjutkan pendidikan di SMP 1 Bukittinggi (lulus 1987), menurut kawan-kawan SMP-nya , Nofil remaja cukup populer diantara kawan-kawannya, dengan sosok yang mirip orang Turki/Arab, kulit putih kemerahan, mata coklat, rajin lari marathon dan bersepeda dengan prestasi di sekolah yang patut dibanggakan. Walaupun anak pejabat, Nofil tidaklah anak yang suka gagah-gagahan dengan jabatan orang tuanya, selalu berada dalam lingkungan yang positif, tidak merokok, tidak minum minuman keras, tidak mengenal narkoba . Nofil dari kecil sudah disiplin dan punya sikap. Menurut kawan-kawannya Nofil merupakan kawan yang selalu rapi dan teratur, termasuk kamar tidurnya, paling rapi, dengan sprei licin, kamar bersih, barang teratur, susunan buku-buku diatur menurut besar kecilnya. Dari kecil Nofil sudah terbiasa rajin, rapi dan estetik.
Di kelas 3 SMP, Nofil bercita-cita untuk bisa masuk SMA 1, SMA terfavorit di Bukittinggi dan di Sumatera Barat, bersama beberapa kawan, kemudian menambah ilmu dengan belajar dengan Ibunda Avicenna yang menjadi guru Matematika favorit di MTSN Gulai Bancah. Dari kecil Nofil sudah terbiasa memperjuangkan cita-citanya, melakukan langkah yang tidak terpikirkan oleh yang lain.
Cita-cita Nofil dan kawan-kawan untuk masuk SMA 1 (lulus 1990) kemudian tercapai, dan seperti juga di SD dan SMP, Nofil juga menjadi siswa yang populer dimata guru-guru dan kawan-kawannya, termasuk kakak kelas dan adik kelas. Nofil kemudian bercita-cita untuk jadi Insinyur dan berusaha masuk jurusan Fisika (A1), dikenal rajin, dan tekun berusaha, Nofil tidak segan-segan datang untuk belajar bersama dengan kawan-kawan yang dikenal ahli di bidangnya disamping juga belajar dengan Pak Syarfi, guru Fisika Kimia yg sangat populer di Bukittinggi. Sekali lagi membuktikan kalau Nofil senang belajar dan selalu berusaha untuk mendapatkan ilmu terbaik.
Saat di SMA Nofil juga mengasah bakat kepemimpinannya, disamping menjadi “Pemimpin Informal” diantara kawan-kawannya, Nofil juga menjadi Ketua Kelas 3 Fis 1, kelas para jawara , karena merupakan kelas unggulan, kumpulan anak-anak dengan rangking atas pada saat itu. Nofil juga mendukung kegiatan OSIS dengan ikut menjadi pengurus.
Kemudian Nofil melanjutkan pendidikan di salah satu kampus terbaik di Indonesia, Universitas Parahyangan Bandung, ini merupakan Plan B Nofil, seandainya tidak ke ITB, tahun itu juga harus kuliah di kampus yang memiliki jurusan Teknik Sipil terbaik lainnya. Nofil tidak mau membuang waktu, banyak Insinyur top di Indonesia yang berasal dari Teknik Sipil Unpar.
Selesai ujian semester 2, di bulan Agustus tahun 1991, Nofil mendapatkan berita duka, Ayahanda tercinta Drs. Nazwar Kamin berpulang ke Rahmatullah.
Dengan 4 orang adik yang masih kecil, yang bungsu baru berumur 1 bulan, sebagai Putra tertua, Nofil kemudian mengambil alih tanggung jawab almarhum ayahnya, untuk meneruskan kelangsungan hidup keluarga.
Nofil lah yang kemudian membantu Ibunda Hj Iswarni Ibunya, untuk mengendalikan kehidupan, sehingga harus tetap berjalan dengan baik.
Di usia muda Nofil telah terbiasa menghadapi tantangan, sehingga hal itu menjadi bekal hidupnya dalam menghadapi berbagai persoalan.
Setelah 33 tahun berlalu, Nofil teringat dengan perjuangan ayahanda Nazwar Kamin dalam membangun Kota Bukittinggi. Terminal dan Pasar Aur Kuning, Jalan Bypass merupakan legacy, hasil karya Pemda Bukittinggi termasuk Ayahanda Nazwar Kamin di masa itu. Setelah 33 tahun berlalu, belum ada lagi pembangunan yang seperti itu lagi di Kota Bukittinggi. Kampuang Maimbau, Nofil merasa terpanggil untuk meneruskan cita-cita dan karya Ayahandanya di Kota Bukittinggi.
Setelah melanglang buana ke seantero negeri dengan berbagai pengalaman, setelah mendengarkan masukan dan dukungan dari berbagai pihak, Nofil kemudian memutuskan untuk ikut bertarung dalam Pilkada 2024. Nofil tidak mengikuti cara orang lain, dia memilih caranya sendiri, ikut melalui jalur Independen. Dengan jalur Independen, Nofil akan bertemu dengan banyak masyarakat, langsung mendengar aspirasi dan keluhan warga. Walaupun sempat ditawarkan pencalonan oleh beberapa Partai Politik, Nofil tetap memilih jalur independen, dia tidak mau nantinya berhutang politik kepada Partai, sehingga kebijakannya nanti akan tersandera oleh kepentingan Partai.
Nofil lebih mengutamakan kepentingan Masyarakat dan Kota Bukittinggi.
Sebagai tambahan catatan, seluruh saudara kandung Nofil tidak ada yg berdomisili di Bukittinggi, semuanya di luar Bukittinggi dan telah memiliki keluarga serta kehidupannya sendiri-sendiri yang cukup memadai, (Berkarier di Pemerintahan dan Pengusaha di Jabodetabek dan Riau). Rumah keluarga (alm) Nazwar Kamin berada di Jl. Kusuma Bhakti Gulai Bancah, yang sehari-harinya kosong, semua penghuninya merantau, hanya berisi pada saat pulang kampung/lebaran.
Nofil juga tidak mempunyai usaha di Bukittinggi, sehingga hampir tidak ada potensi untuk conflict of interest, nepotisme, melibatkan sanak saudara dalam kegiatan pemerintahannya, apabila terpilih nantinya. Nofil tentu sangat bisa fokus kepada seluruh masyarakat dan Kota Bukittinggi, bukan hanya fokus kepada keluarga/kelompoknya. (Tim Nofil Anoverta)